A. Pustaka acuan berupa buku.
Untuk urutan penyebutan unsur-unsur pustaka untuk buku ialah : a). Nama penulis, b) Tahun terbit, c). Judul Pustaka beserta keterangannya, d). Tempat terbit atau kota terbit, dan e). Nama penerbit.
Jika tidak terdapat nama penulis dalam buku tersebut urutan penyebutan adalah : a). Nama lembaga yang bertanggungjwab b). Tahun terbit, c). Judul pustaka beserta keterangnnya, d) tempat terbit, dan e). Nama penerbit.
Setiap unsur pustaka dipisahkan oleh tanda titik, kecuali unsur tempat terbit yang diikuti oleh titk dua dan unsur nama yang harus dipisahkan oleh tanda koma. setelah tanda titik atau setelah titik dua ada jarak satu ketukan. contoh penulisan unsur pustaka acuan yang berupa buku diatur sebagai berikut :
a. Nama penulis
Nama penulis ada yang terdiri dari satu unsur, dua unsur, atau lebih dari dua unsur. Ketentuan pencantuman nama penulis adalah sebagai berikut :
1). Pencantuman nama penulis berdasarkan abjad, tanpa diberi nomor. Misalnya, jika nama penulis buku yang pertama Prof. Dr. Sumardjono dan nama penulis buku yang lain Dr.Ir. Baihaki, pencantuman dalam daftar pustaka adalah :
Baihaki.
Sumardjono.
2). Jika nama penulis buku terdiri atas dua unsur atau lebih, pencatumannya harus dibalik; unsur nama yang terakhir ditulis terlebih dahulu, kemudian tanda koma, diikuti unur nama didepan dengan disingkat. antara tanda koma dengan singkatan unsur nama diberik jarak 1 (satu) ketukan. Misalnya, pengarang buku yang diacu Abdul Haki dan pengarang buku lainnya Teodorus Albert Wenas, pencantumannya dalam daftar pustaka adalah :
Haki, A
Wenas T.A.
3).Jika penulis buku tersebut dua orang, nama penulis pertama dibalik, tetapi nama penulis lainnya tidak dibalik. Misalnya, jika penulis buku itu adalah Kabul Santoso dan Rudi Wibowo, penyajiannya adalah:
Santoso, K dan R. Wibowo.
Contoh:
Johan Wahyudi dan Ilham Ahmad Husaini. 2009. Panduan Menjadi Juara. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Johan Wahyudi dan Ilham Ahmad Husaini. 2009. Panduan Menjadi Juara. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
4). Jika penulis buku terdiri dari tiga orang atau lebih, penyajiannya adalah nama penulis pertama dibalik, nama pengarang kedua, ketiga dan seterusnya ditulis tanpa dibalik. misalnya :
Idris, Z.husin; A. Tohari dan M. Singarimbun.
5). Jika penulisnya tidak ada, yang pertama dicantumkan adalah nama lembaga yang menerbitkan buku tersebut. misalnya :
Lembaga Administrasi Negara.
6). Jika ada dua buku atau lebih yang diambil dari pengarang yang sama, penulisan nama pengarang cukup sekali, sedangkan pada buku yang kedua nama pengarang diganti dengan garis terputus-putus sepuluh ketuk mesin ketik yang diikuti tanda titik. Misalnya :
Farida, Ida. 1995. Budidaya Lebah Madu. Jakarta: Gramedia.
......... 1996. Budidaya Tanaman Kedelai. Jakarta: Gramedia
7). Kalau buku yang diacu disusun oleh seorang editor, dibelakakng nama pengarang ditulis kata Ed. Misalnya :
Koentjaraningrat (Ed)
8). gelar kesarjanaan tidak dituliskan dalam daftar pustaka. gelar keturunan masih dapat dipakai. mislanya, nama pengarang adalah Prof.Dr. Raden Mas Soegondo, penulis nama daftar pustaka adlaah :
Soegondo, Raden Mas.
9). Jika seorang penulis menggunakan dua atau lebih buku dari penulis yang sama, daftar pustaka ditulis dengan mengurutkan tahun lama ke tahun yang lebih muda. Di bawah nama penulis diberi garis panjang tanpa putus sebanyak 10 spasi. Jika satu baris tidak mencukupi, baris berikutnya dibuat menggantung atau hanging.
Contoh:
Johan Wahyudi. 2009. Menjadi Cerpenis. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. ___________.. 2010. Terampil Menulis Surat. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Johan Wahyudi. 2009. Menjadi Cerpenis. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. ___________.. 2010. Terampil Menulis Surat. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
10). Jika sebuah buku ditulis tiga orang atau lebih, hanya penulis utama yang ditulis dengan diikuti dkk (dan kawan-kawan). Penulis utama adalah penulis yang letak namanya berada di kiri atau atas susunan penulis.
Contoh:
Johan Wahyudi, Ilham Ahmad Husaini, dan Muhammad Zuhdi Alghifari. 2009. Panduan Menjadi Juara. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. (salah).
Johan Wahyudi, Ilham Ahmad Husaini, dan Muhammad Zuhdi Alghifari. 2009. Panduan Menjadi Juara. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. (salah).
Johan Wahyudi, dkk. 2009. Panduan Menjadi Juara. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. (benar).
11). Nama asing dibalik karena nama asing meletakkan nama diri di belakang nama keluarga atau nama marga.
11). Nama asing dibalik karena nama asing meletakkan nama diri di belakang nama keluarga atau nama marga.
Contoh:
- Noam Chomsky. 1997. Introducing of Linguistic. British: Universal Oxford Press Ltd. (salah).
- Chomsky, Noam. 1997. Introducing of Linguistic. British: Universal Oxford Press Ltd. (benar).
- Noam Chomsky. 1997. Introducing of Linguistic. British: Universal Oxford Press Ltd. (salah).
- Chomsky, Noam. 1997. Introducing of Linguistic. British: Universal Oxford Press Ltd. (benar).
B. Penulisan Judul
Judul buku ditulis setelah angka tahun penerbitan, judul buku digaris bawahi atau cetak miring Contoh : Alfian 1980 Politik, Kebudayaan dan Manusia Indonesia
1. Judul buku tidak boleh frase non-kalimat. Contoh : Polisi Tangkap Penyelundup -----> Polisi Menangkap Penyelundup, Soni Janji Berantas Calo -----> Soni Berjanji Memberantas Calo.
2. Tanda petik dalam judul. Untuk satu atau dua kata, dipakai tanda petik tunggal. Contoh: Presiden adalah ‘Pelayan’ Masyarakat Untuk kutipan kalimat, misalnya judul wawancara, tetap dipakai tanda petik ganda. Contoh: Soeyono : “Ada Duplikasi Komando antara Feisal dan Hartono”
3. Kata ulang murni dalam judul ditulis dengan huruf besar di kedua kata. Contoh : Cukong-Cukong Dipenjara Membatalkan Undang-Undang Karet Anggota DPR Pukul-pukulan (bukan kata ulang murni).
4. Judul ditulis dengan huruf awal besar untuk setiap kata, kecuali kata yang berjenis partikel seperti di bawah ini:
Contoh:
- ala - dan - di
- buat - dengan - kepada
- daripada - ke - pun
- karena - per - sebelum
- pada - setelah - tentang
- sampai - tapi - yang
- tanpa - untuk
- tetapi - bagi
- atau - dari
Contoh:
Memancing tanpa Umpan tetapi Hasilnya Menakjubkan Antara Anyer dan Jakarta Untung buat Saya, Buntung buat Semua.
Memancing tanpa Umpan tetapi Hasilnya Menakjubkan Antara Anyer dan Jakarta Untung buat Saya, Buntung buat Semua.
C. Tahun Penerbit
Aturan penulisan tahun terbit adalah sebagai berikut :
1. Tahun penerbitan ditulis setelah nama penulis dan diakhiri dengan tanda titik.
Contoh :
- Moeliono, Anton M. 1988
- Siregar, Saut, 1999
2. Jika ada dua buah buku atau lebih yang dituliskan oleh pegnarang yang sama, tetapi tahun penerbitnya berbeda buku yang tahun penerbitnya lebih awal ditulis lebih dahulu. Namun pengarang ditulis ulang.
Contoh : - Suparni, 1993
- Suparni, 1996
3. Jika terdapat dua buah buku atau lebih yang ditulis oleh pengarang yang sama dan tahun penerbitnya pun sama, dibelakang tahun penerbit diberi huruf a,b,c dan seterusnya sebagai tanda pembeda.
Contoh :
- Senjaya, Erwin 1999 a.
- Senjaya, Erwin 1999 b.
4. Jika ada buku yang tidak berangka tahun penerbitan di belakang nama pengarang ditulis kata tanpa tahun.
Contoh :
Cahya, Evan Dwi, Tanpa Tahun
D. Nama Penerbit
Nama penerbit ditulis setelah judul buku, penulisanya didahului nama kota tempat terbit dan tanda titik dua.
Contoh :
- Alfian. 1980. Politik, Kebudayaan dan Manusia Indonesia
Jakarta : LP3ES
E. Catatan Kaki (Foot Note)
Tujuan penulisan catatan kaki atau foot note antara lain:
1. Bahan penunjang pembuktian atau fakta, konsep, analisis, gagasan, maupun
pendapat.
2. Penghargaan kepada penulis buku.
3. Keterangan pemerolehan informasi untuk memperjelas atau mempertegas
Sebelum penulisan catatan kaki biasanya ada tanda khusus, seperti penomoran (1,2, dst.) atau tanda bintang (*) yang diberikan pada kata atau kalimat dalam tulisan Anda yang membuktikan keterangan atau catatan kaki. Penulisannya ditempatkan agak ke atas setengah spasi dari teks.
Secara umum, catatan kaki terdiri atas unsur-unsur berikut:
Secara umum, catatan kaki terdiri atas unsur-unsur berikut:
1. Nama Pengarang
a. Ditulis lengkap sesuai urutan biasa, contoh: Prof. Dr. Gorys Keraf, dsb.
b. Jika terdiri atas dua atau tiga pengarang, maka semua pengarang dicantumkan,
Contoh: Drs. Mohammad Arifin, Ahmad Efendi, S.Pd.
Contoh: Drs. Mohammad Arifin, Ahmad Efendi, S.Pd.
c. Jika terdiri dari empat pengarang atau lebih maka cukup nama pertama yang dicantumkan. Nama kedua dan berikutnya digantikan dengan singkatan et al. (et alia=dan lain-lain).
Contoh: Yoga Alwi, et al.
d. Jika mengambil rujukan dari sebuah kumpulan (bunga rampai, antologi), maka dibelakang nama penyunting akhir ditambahkan singkatan ed, (editor) yang dipisahkan dengan tanda koma,
Contoh: Korie Layun Rampan, ed, dan sebagainya.
e. Jika tidak ada nama pengarang atau editor, maka catatan kaki dimulai dengan judul buku atau artikel
2. Judul Buku
a. Penulisan ditempatkan dalam tanda kutip, contoh: "Kajian Drama"
b. Jika kutipan berikutnya masih dari sumber yang sama, maka penulisan judul digantikan dengan singkatan Ibid., Op.cit., Contoh: Korie Layun, ed.Ibid. (Jakarta, 2004), hal. 18.
3. Tempat dan Tahun Terbit
Tempat dan tahun terbit ditemapatkan dalam tanda kurung dan dipisahkan dengan sebuah koma,
Contoh: (Jakarta, 2004). Adapun jika menyebutkan nama penerbit, maka ditempatkan sesudah nama tempat dan diberi tanda titik dua (:) sebelumnya, contoh: (Jakarta: Grasindo, 2004)
Contoh: (Jakarta, 2004). Adapun jika menyebutkan nama penerbit, maka ditempatkan sesudah nama tempat dan diberi tanda titik dua (:) sebelumnya, contoh: (Jakarta: Grasindo, 2004)
4. Nomor Halaman
Nomor halaman ditulis dengan menggunakan singkatan (hal.), contoh: hal
124.
Berdasarkan unsur-unsur di atas maka urutan penulisan catatan kaki dimulai dengan: penulisan nama pengarang, judul sumber yang dikutip, (nama temapat, nama penerbit, tahun terbit), hal.
Contoh:
Korie Layun Rampan, ed. "Tokoh-Tokoh Cerpen Indonesia", (Jakarta: Grasindo, 2004), hal. 18
Korie Layun Rampan, ed. "Tokoh-Tokoh Cerpen Indonesia", (Jakarta: Grasindo, 2004), hal. 18
Ø Aturan penulisan Catatan kaki:
1) Catatan kaki atau footnote diberi nomor. Bila dalam satu halaman terdapat lebih dari satu footnote, penulisannya diberi jarak 1 spasi.
2) Catatan kaki ditempatkan pada halaman yang sama dengan kutipan tersebut.
3) Jarak catatan kaki atau footnote dengan kalimat pada teks terakhir pada halaman naskah, adalah 4 spasi dan diberi garis pemisah kurang lebih 3 cm, dari tepi kiri naskah ke tengah-tengah antara teks dengan footnote.
4) Catatan kaki dapat diambil dari sumber-sumber seperti: buku, majalah, surat kabar, dan karangan yang tidak diterbitkan, seperti thesis, disertasi atau ensiklopedi.
5) Nomor catatan kaki dapat diangkat sedikit ke atas dari ban footnote, tetapi jangan sampai mencapai satu spasi. Nomor tersebut jaraknya 6 karakter ketika dari garis tepi sebelah kiri. Jika footnote lebih dari baris, maka baris kedua diketik pada garis tepi dari teks dengan jarak satu spasi.
Contoh :
a) Imawan, Riswandha, Metodologi Penelitian, Program Pasca Sarjana Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya 1997.
b) Me Quail, Dennis, Mass Communication Theories an Introduction, London Sage Publication, 1994.
6) Apabila catatan kaki terdiri dari kumpulan tulisan yang berasal dari suatu buku, penulisan footnotenya sebagai berikut:
- Siregar, Ashadi, Analisis atas perspektif genderisme atas majalah wanita di Indonesia, Lembaga Penelitian UGM, Jogyakarta, 1992.
- Bejana Wanita, Panitia Dialog Perempuan dalam Iklan Kalyanamitra, Jakarta, 1996.
7) Jika footnote mengambil dari buku-buku terjemahan, maka disebutkan nama penulis buku, bukan yang menerjemahkannya. Misalnya : Douglas A. Boyd, Critical Studies in Mass Communication, terjemahan Sumarsono, BP3U Surabaya, 2000.
8) Dalam footnote penulisan nama pengarang dilakukan menurut urutan nama yang sewajarnya, sesuai dengan yang tertulis pada buku yang diacu. Pangkat atau gelar seperti Prof. Dr. Mr. dan sebagainya tidak disebutkan.
9) Keterangan atau penjelasan tentang penerbit, harus disusun secara urut seperti nama, tempat, tahun penerbitan, nomor halaman dan sebagainya.
10) Bila buku tersebut dicetak berulang kali, maka harus ditunjukkan "Cetakan ke…" di belakang judul buku yang dirujuk, dengan diberi garis bawah. Antara judul dengan keterangan tentang cetakan dapat diberi pemisah dengan tanda koma.
Contoh:
- Littlejohn, Stephen W, Theories of Human Communication, fifth edition, Wardaworth Publishing Company, USA, 1996.
11) Jika yang dijadikan footnote adalah majalah, penulisannya sebagai berikut: Gunawan Muhammad, Pembreidelan itu, Buku Putih Tempo, Jakarta, 1996.
12) Apabila footnote berasal dari buku-buku yang berjilid, keterangan tentang jilid itu harus diletakkan sebelum nama penerbit.
Contoh:
- Astrid S., Susanto, teori Komunikasi dan Praktek Jilid I, Cipta, Bandung, 1977.
13) Apabila yang dirujuk untuk catatan kaki tersebut berasal dari tulisan surat kabar, maka cara menulisnya sebagai berikut: 'Surabaya Post", 24 Mei, 1997.
14) Menulis footnote tidak perlu ditulis selengkap-lengkapnya. Jika suatu sumber sudah pernah dituliskan sebelumnya dengan lengkap, maka footnote tersebut dapat dipersingkat dengan menggunakan singkatan. Misalnya ibid, op. cit atau Loc.cit.
Sumber :